Tari Kretek Mendunia, Raih penghargaan Rekor MURI kategori Penari terbanyak
Seni dan Budaya Februari 23, 2025Kearifan lokal, seni dan budaya merupakan simbol atau identitas dari suatu daerah. Hal ini menjadikan suatu daerah bisa terkenal dengan kesenian maupun budaya yang ada. Pihak-pihak terkait pun ikut melestarikan dengan berbagai cara agar budaya yang ada tetap terjaga. Hingga akhirnya hal ini membuat wisatawan tertarik dan berdatangan ke suatu daerah karena ingin tahu seni dan budaya yang ada di daerah tersebut. Begitu pula denganku.
Sabtu, 22/02/2025 merupakan hari bersejarah bagi Kabupaten Kudus. Yang mana pada hari itu pemerintah Kabupaten Kudus telah mendapatkan REKOR MURI atas terselenggaranya pertunjukan Tari Kretek dengan peserta terbanyak. Sekitar 1.405 peserta berkumpul di alun-alun Kudus untuk memeriahkan acara ini. Pakaian adat Kudus dan Kudusan yang digunakan peserta, menambah kesakralan dan ciri khas masyarakat Kudus. Pakaian adat Kudus dan Kudusan syarat akan makna yang menggambarkan kearifan lokal.
"Sejarah Tari Kretek"
Tari Kretek merupakan cerminan Budaya masyarakat Kudus sebagai buruh pabrik rokok. Sebutan kota kretek begitu melekat di Kudus sebagai salah satu kota penghasil rokok kretek tersbesar. Tari Kretek sendiri merupakan tarian khas Kudus yang gerakannya terinspirasi dari proses pembuatan rokok kretek. Mulai dari memilih tembakau, mencampur cengkeh hingga memasarkannya. Semuanya tertuang secara apik dalam gerakan tari kretek.
Tari kretek diciptakan oleh Ibu Endang Tony pada tahun 1986. Hal ini tak luput dari campur tangan Gubernur Jawa Tengah pada masa itu. Soepardjo Rosetam yang menjabat sebagai Gubernur Jawa tengah pada masa itu menginginkan agar Kudus memiliki sebuah seni tari yang menggambarkan identitas Kabupaten Kudus untuk ditampilkan pada acara peresmian Museum Kretek.
Atas kegigihan Ibu Endang Tony, terciptalah tari kretek ini. Dan akhirnya bisa ditampilkan pertama kali pada acara peresmian Museum Kretek tahun 1986. Tari kretek dibawakan oleh beberapa penari perempuan dan satu laki-laki yang mengandung arti, perempuan menggambarkan seorang buruh rokok dan laki-laki sebagai mandor.
Pakaian yang dikenakan pun menggunakan pakaian adat Kudus lengkap dengan caping kalo sebagai penutup kepala. Ditambah selendang tenun tohwatu dan memakai bawahan batik sulur laseman dengan aksesoris kalung robyong berjuntai 5 yang melekat di dada.
Suasana mendung dan teduh mengiringi pertunjukan tari kretek sore itu. Acara diawali dengan lagu kebangsaan Indoesia Raya kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Wakil Bupati dan perwakilan dari MURI.
Saya merasa merinding dikala 1405 penari mulai menari dengan iringan musik gamelan serta tembang kinanti kuto kretek. Saya merasa bangga menjadi masyarakat Kudus yang turut serta mendokumentasikan acara ini ke dalam bentuk visual dan tulisan.
Ribuan penari berjajar rapih dengan gerakan lentik dan cantik sesuai ritme gamelan. Tampah sebagai properti yang mereka gunakan juga di ayunkan secara lembut, layaknya gadis cantik yang memiliki sifat santun dan berbudi luhur.
Terlihat senyuman manis di setiap peserta yang mengikuti acara ini. Saya fikir, mereka pasti bangga menjadi bagian dari pencapaian Rekor MURI ini. Gemuruh riuh tepuk tangan menandakan selesainya tari kretek yang mereka tarikan. Acara diakhiri dengan berfoto bersama pejabat yang hadir dan akupun ikut berfoto bersama master of Tari Kretek.