Opo Kek Blog - Setiap kota atau kabupaten pastinya memiliki potensi wisata yang berbeda-beda. Seperti di kota kelahiran saya (Kudus) memiliki cukup banyak potensi wisata. Misalnya Wisata Sejarah (Museum Kretek & Museum Purbakala), Wisata Kuliner (Jenang Kudus, Lentog Tanjung & Soto Kudus), Wisata Alam (Desa Wisata Rahtawu, Puncak Songolikur dan Air Terjun Montel), Wisata Religi (Ziarah Makam Sunan Kudus & Sunan Muria), Wisata Belanja (Batik Kudus, Sentra Bordir) dan masih banyak yang lainnya. Kali ini yang akan saya ceritakan adalah pengalaman saya berwisata ke Desa Wisata Rahtawu. Desa yang mempunyai panorama alam cukup bagus dan menyenangkan. Desa ini termasuk salah satu bagian dari Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus.
Minggu lalu 29 September 2014 saya yang ditemani Aji berangkat menuju lokasi wisata tersebut. Awalnya memang tidak ada rencana untuk ke sana. Entah ada angin apa siang itu Aji mengajak saya ke sana. Tanpa berfikir panjang saya-pun meng-iyakan ajakannya itu. Membawa pakaian seadanya karena waktu itu posisi saya berada di kosan Aji yang terletak di kawasan Menara kudus. Sekitar pukul 12.00 WIB kami berangkat mengendarai motor menuju Desa Wisata Rahtawu untuk menikmati panorama alam guna menghilangkan penat akibat rutinitas kerja selama seminggu terakhir. Kunjungan saya ke Desa Wisata Rahtawu ini bukan untuk pertama kalinya. Rasanya tak pernah bosan ke lokasi wisata yang mempunyai panorama alam cukup bagus ini. Apalagi saya yang memang pecinta alam Indonesia pastinya suka banget kalau ada yang mengajak untuk berwisata alam.
Untuk menuju ke Rahtawu kami tak perlu memerlukan waktu lama. Sekitar 30 menit dari pusat kota Kudus kami bisa sampai di lokasi tersebut, Cukup dekat bukan? (Lumayan lah kaaaak... kalau jalan kaki ya tetap jauh lah kak #hihihihi). Akses jalan menuju lokasi Desa Wisata ini juga sudah beraspal mulus, jadi jika anda ingin berwisata alam di Desa Wisata Rahtawu tak perlu takut akan terasa mual akibat jalan yang jelek. Anda juga bisa menggunakan GPS untuk mencari lokasi wisata ini. Apa sih wisata yang ada di Rahtawu? Banyak, di sini anda bisa menikmati alam bebas tanpa harus bayar. Ada beberapa tempat pemandian alam, Air Terjun, Puncak pendakian dan tempat-tempat pertapaan para leluhur.
Saat memasuki Desa Rahtawu kami disambut dengan gapura ucapan selamat datang dan selanjutnya disambut dengan pemandangan alam yang indah. Sebelah kiri jalan terdapat tebing-tebing tinggi dan kanan jalan jurang yang curam serta jajaran pegunungan. Saya harus wapada dan lebih fokus saat mengendarai motor di daerah ini. Aji yang duduk di belakang sangat menikmati indahnya alam Rahtawu dan sesekali dia berteriak lepas. Tanjakan, turunan dan belokan memang sudah ciri khas jalan pegunungan jadi semakin menantang adrenalin kami. Beruntung motor saya masih kuat untuk jalan yang seperti ini. Setelah megendarai motor beberapa kilometer dari pintu masuk Desa Rahtawu, kami di sambut dengan ucapan selamat datang di Desa Wisata Rahtawu. Benar-benar seperti tamu di sini #hihihihihihi (Resss...). Kami melihat ada beberapa gapura di kiri jalan yang bertuliskan nama-nama pertapaan para leluhur.
[caption id="" align="aligncenter" width="1024"]
1. Pemandian Alami Kedung Gong
Kami berhenti disalah satu pemandian alam yang ada di kawasan ini. Pemandian alami Kedung Gong namanya. Di lokasi ini kita bisa menikmati dinginnya air sungai yang segar. Airnya yang begitu jernih dan bersih membuat saya dan Aji tak sabar untuk segera turun ke bawah agar bisa bermain-main air. Batu-batu besar yang berserakan akibat longsoran tahun lalu menambah keaslian alam di sini. Aliran air di sini tidak deras jadi aman buat mandi ataupun sekedar bermain air. Saat musim penhujan aliran air di sini cukup deras tapi sayang tidak bisa digunakan untuk rafting atau arung jeram karena bebatuan besar yang berserakan. Biasanya lokasi ini sangat ramai dengan pengunjung yang ingin bermain-main air ataupun mandi. Mungkin karena saya datang kesiangan kali ya jadi hanya ada beberapa muda-mudi yang berwisata ke lokasi ini.
[gallery type="square" ids="812,813,815,818"]
Tak hanya ada batu-batu besar yang berserakan, di sini juga ada beberapa gazebo untuk berteduh menikmati pemandangan alam yang ada di sini. Keadaan Pemandian alam Kedung Gong ini sudah berbeda dengan yang dulu. Terakhir saya ke sini belum ada gazebo dan sebelum terjadinya longsor. Yah sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu. Di sini ada beberapa gazebo terlihat sudah rusak dan belum ada perbaikan. Tempat parkir juga sudah tersedia jadi menambah amannya kendaraan saat diparkirkan.
2. Air Terjun Tak Bernama (Kami namakan Air Terjun SIRJI)
Saat asyik mengambil gambar, terlihat aliran air yang cukup deras dari atas tebing. Karena kami berdua penasaran dengan Air Terjun tersebut akhirnya kami putuskan untuk mendatanginya. Barang kami kemas kembali dan siap menuju ke Air Terjun itu. Sebelumnya saya tidak tahu dan tidak pernah ke Air Terjun itu tapi hati merasa terpanggil untuk menemuinya (mungkin dia kangen #hihihihihi). Mencoba bertanya ke tukan parkir jalan menuju ke Air Terjun tersebut. Sedikit kecewa karena tak mendapatkan jawaban yang kami inginkan yakni jalan menuju Air terjun itu. Walaupun kami tidak tahu akses jalan menuju Air Terjun itu, kami tetap nekad menuju ke sana. Awalnya bingung mau lewat mana dan kami putuskan untuk lewat kebun jagung milik salah satu warga. Beruntung pemiliknya berada di sana jadi kami bisa bertanya kepada petani jagung itu. Alhamdulillah kabar baik, petani itu menunjukkan jalan setapak menuju Air Terjun tersebut. Merangkak berusaha naik agar bisa sampai di lokasi Air Terjun. Sudah naik sekitar 10 menit, kami melihat aliran air yang mungkin berasal dari Air Terjun itu. Jalan terlihat buntu, akhirnya kami lewat parit tempat aliran air itu mengalir.
[caption id="" align="aligncenter" width="1024"]
[caption id="" align="aligncenter" width="935"]
Tak lama kemudian sampailah kami di Air Terjun tersebut. Bahagia dan berteriak puas karena bisa sampai di Air Terjun ini, begitu pula dengan Aji. Air mya yang jernih membuat kami kembali fress setelah dibasuhkan ke muka (seger bener daaaah). Sayang tidak ada penampungan air di sini karena lokasinya berada di tebing yang miring. Jadi harus hati-hati saat bermain air di sini. Beberapa kali kami berfoto secara bergantian dan mengambil gambar sesuai keinginan kami. Setelah puas mengambil gambar sekitar lima belas menit di Air Terjun, kami kembali turun dan mencari jalan yang lebih baik. Kami menemukan jalan setapak, mungkin jalan para petani yang sering melewati jalan ini. Eh iya, ternyata Air Terjun ini juga digunakan petani sebagai irigasi untuk mengairi sawahnya agar tanamannya tetap subur. Saat kembali turun, saya menanyakan ke seorang petani tentang nama Air Terjun itu. Dan ternyata AIr Terjun Itu tak bernama. Jadi kami namai Air Terjun SIRJI.
[gallery type="square" ids="810,820,809,811"]
Kami kembali ke parkiran mengambil motor dan pulaaaaaaaaang. :)