Pendakian Pertama di Puncak Botak, Gunung Ungaran, Jawa Tengah

September 11, 2014

IMG_20140907_085642


Mendaki gunung adalah impian saya sejak lama. Karena tidak pernah ada kawan yang mengajak, jadi tidak pernah kesampaian. Tujuan mendaki bersama kawan-kawan pendaki ini adalah Puncak Botak yang berada di jajaran Gunung Ungaran, Jawa Tengah. Rencana pendakian diadakan hari sabtu malam tanggal 07 September 2014 dan start mulai dari Candi Gedong Songo. Ketika di tawari salah seorang kawan yang bernama Aji, tanpa berfikir panjang, ajakan itu langsung saya iya kan walaupun saya belum punya semua peralatan maupun pengalaman mendaki gunung. Ini kesempatan saya untuk bisa mendaki gunung (fikirku). H-3 mulai bebenah dan mempersiapkan segala sesuatunya yang dibutuhkan saat pendakian nanti.  Mulai tanya-tanya ke Aji yang notebennya adalah seorang pendaki gunung. Apa saja yang akan di bawa saat pendakian? Aji pun menjelaskan semuanya baik barang atau bekal yang akan dibawa serta resiko-resiko kemungkinan yang akan terjadi saat pendakian. Saya masih bingung dengan  semua barang yang akan dibawa nanti. Bagaimana tidak? Saya belum punya peralatan pendakian sama sekali, sedangkan jika harus membeli semua itu kira-kira totalnya lebih dari satu juta. What? oh my god, my wow. No no no, harus ada cara lain supaya tidak terlalu boros bulan ini. Aji menenangkan hati saya untuk tidak terlalu memikirkan barang-barang yang akan kita bawa nanti saat pendakian. H-1 Aji mencoba menghubungi temannya untuk meminjam tenda, sempat pesimis untuk mendapatkan tenda itu tapi ahirnya Mas Aris (temannya Aji) bersedia meminjamkan tendanya untuk kami. Tenda sudah kami dapatkan dan mulai mempersiapkan peralatan lainnya. Hari H mulai mendekat dan saya sudah tidak sabar untuk mendaki gunung yang berada di  daerah Ungaran itu.


Sabtu 06 September 2014  selesai aktifitas kerja, kami berdua mulai packing semua peralatan dan barang yang akan di bawa untuk pendakian ke Puncak Botak, Gunung Ungaran. Berangkat dari Kudus pukul 17.00 WIB dan sampai di basecamp Candi Gedong Songo pukul 21.00 WIB. What? jam 21.00, Lama amat pak? iyalah, bagaimana tidak lama perut saya kan perlu di isi. Di tengah perjalanan dari Kudus ke Basecamp saya berhenti sejenak untuk makan dan menunaikan sholat maghribh. Tak hanya itu, kami juga berhenti lama di daerah Ngesrep, Semarang karena harus memberikan bingkisan titipan teman saya (Mila). Saya fikir Mila sudah stay di lokasi, tapi ternyata tidak dan kami harus menunggunya selama 30 menit. Itulah alasan kenapa kami sampai di Basecamp pukul 21.00 WIB. Maaf ya temen-temen saya telat kemarin. hihihi :D


Dalam pendakian ini kami tak hanya dua orang saja, ada Reyhan dan Mr. Pandjoel (penunjuk arah). Reyhan menunggu kami di daerah Banyumanik, Semarang. Beruntung Reyhan sudah berada di lokasi yang sudah dijanjikan, jadi kami tak perlu berlama-lama menunggunya. Perjalanan kami lanjutkan menuju Basecamp yang berada di kawasan Candi Gedong Songo, Ungaran. Saya fikir hanya empat orang saja yang akan melakukan pendakian di Puncak Botak, tapi ternyata ada banyak orang yang sudah menunggu kami di Basecamp. Kalau tidak salah ada sekitar 17 orang yang akan melakukan pendakian bersama kami. Mereka berasal dari kota yang bebeda-beda, ada yang dari Solo, Kendal, Jogja, Semarang, Demak, Kudus dll. Pendakian Puncak Botak sengaja kami lakukan pada malam hari supaya bisa melihat Sunrise yang ada di sana ke eokan harinya.



Anggota sudah berkumpul dan kami mulai pendakian dengan membaca do'a sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Satu persatu mulai menyusurri jalan menuju puncak. Baru saja jalan sekitar 100 meter, petugas dari Candi Gedong Songo menghalangi kami untuk melakukan pendakian malam. Ada beberapa alasan yang dijelaskan kepada kami untuk tidak melakukan pendakian malam. Setelah Mr. Pandjoel menjelaskan dan negosiasi dengan petugas, akhirnya bisa masuk lokasi Candi Gedong Songo dengan membayar retribusi per orang Rp. 6.000,- dan melakukan pendakian malam secara nekat. Kami sebenarnya hanya di ijinkan camp terlebih dahulu di lokasi Candi Gedong Songo dan dipersilahkan melakukan pendakian pagi harinya. Kami tak menghiraukan saran petugas dan tetap melakukan pendakian malam (Dasar para pendaki nekat ya begini, maaf ya pak petugas hehehe).  Pendakian molor hingga pukul 22.00 WIB. Kami lanjutkan melalui jalur yang sudah direncanakan sebelumnya, beruntung kami sempat mendapatkan peta jalur pendakian dari salah seorang teman Mr. Pandjoel sehingga bisa menjadi panduan kami untuk menuju Puncak Botak. Kami serombongan sangat semangat melakukan pendakian ini terutama saya, karena ini adalah pengalaman pertama mendaki gunung dalam sejarah hidup saya.


Setelah berjalan sekitar 30 menit, kami beristirahat sejenak. Track yang kami lalui ini sangat berat, banyak bebatuan yang besar dan kayu yang menghalangi jalan untuk menuju puncak. Saat pendakian seperti ini yang paling kita butuhkan adalah kerjasama team supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Perjalanan menuju Puncak Botak kami tempuh selama 5 jam. Hah 5 jam? iya 5 jam, biasa aja kali. Menurut keterangan Mr. Pandjoel, ketinggian Puncak Botak adalah 2050 mdpl. Wow banget bukan? iiih woooooow (peres). mungkin bagi para pendaki yang sudah sering melakukan pendakian, ketinggian itu belum seberapa dibanding puncak-ppuncak gunung yang lain. Tapi bagi saya itu sudah amazing banget. Langkah demi langkah menyusuri ilalang dan hutan serta jurang-jurang pegunungan yang sangat curam. Kami sering beristirahat agar tidak kehabisan tenaga. Beberapa pendaki ada yang tertinggal jauh, tapi kami tetap menunggunya karena kerja sama team sangat di butuhkan di sini.  Rombongan sempat kebingungan saat ada beberapa cabang jalan, beruntung sebelumnya sudah dikasih peta jalur menuju puncak jadi bisa memilih jalur yang benar.  Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam, saya merasa kelelahan dan perut mulai kontraksi minta di isi. Aji yang selalu setia di belakang saya, saya ajak untuk bristirahat sejenak dan makan bekal yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Sementara teman yang lain masih melanjutkan perjalanan menuju Puncak Botak. Perjalanan kami lanjutkan sampai ahirnya bisa ketemu lagi dengan teman-teman yang sempat terpisah dengan kami. Di tengah-tengah perjalanan ada binatang yang mati entah itu musang atau sejenisnya, yang jelas saya tidak tahu namanya karena memang keadaannya gelap dan kami hanya memakai senter untuk menerangi jalan yang akan kami lalui. Tak hanya binatang, kami juga menemukan jamur yang tepat berada di jalur yang kami lalui.




[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] Musang Mati[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="960"] Jamur[/caption]

Perjalanan sudah kami lalui selama 4 jam, saya dan teman-teman serombongan sudah mulai mengantuk dan kelelahan, tapi Mr. Pandjoel tetap menyemangati agar tetap semangat menuju Puncak Botak. Dia slalu bilang kalau puncaknya sudah dekat tapi itu semua PHP (Pemberi Harapan Palsu) karena puncaknya masih jauh. Jalan semakin menyempit dan banyak lubang-lubang yang berbahaya sehingga kita harus lebih extra hati-hati. Puncak sudah mulai terlihat dan ini jalur yang paling extrim selama perjalanan menuju Puncak Botak. Di mana jalur yang sudah dekat dengan puncak ini kemiringannya sekitar 45 derajat. Kami harus merangkak untuk mencapai puncak yang kita inginkan. Dengan bantuan rumput ilalang sebagai pegangan agar bisa merangakak sampai puncak. Miris dan menakutkan yang saya rasakan saat menuju Puncak Botak ini.





[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] Track paling mengerikan[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] Track Turunan[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] Track Naik jalan sempit[/caption]

Hati ini terasa lega dan puas setelah sampai di Puncak Botak. Teriakan demi teriakan kami lontarkan untuk memuaskan hati ini setelah berjalan menapaki hutan selama 5 jam. Kami sampai di puncak sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Udara dingin menusuk tulang membuat saya mengigil walaupun sudah memakai jaket, mungkin karena belum terbiasa dengan suasana puncak yang sangat dingin. Mencoba melupakan rasa menggigil dengan menggerakkan badan dan merobohkan ilalang yang lebat untuk tempat mendirikan tenda. Lahan sudah siap pakai dan kami mulai mendirikan tenda. Tempat mendirikan tenda kami bagi dua. Dua tenda di atas dan empat tenda di bawah. Saya memilih mendirikan tenda di bawah agar tidak terlalu dingin karena tertutupi oleh tebing. Selesai mendirikan tenda, Aji membuatkan susu jahe anget buat saya dan Reyhan guna menghangatkan tubuh. Aji memang sahabat kami yang paling baik dan pemgertian. Ngobrol-ngobrol sebentar sampai ahirnya kami bertiga tertidur dan yang lain pun juga tertidur.




[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] Tenda bagian bawah[/caption]

Pagi-pagi badan saya makin menggigil dan lagi-lagi aji yang menyelimutiku dengan memakaikan jaketnya ke badanku. cie cieeeee :D hahahaha, husssstttttt. Tapi saya tidak tega memakai jaketnya Aji, pasti dia juga kedinginan. Saya lihat dari dalam tenda sepertinya di luar sudah terang. Aji memberitahu saya bahwa sunrise sudah mulai muncul. Kamera saya siapkan dan mulai mengambil foto sunrise dari Puncak Botak. Subhanallah, begitu indah ciptaan tuhan ini. Baru kali ini saya melihat keindahan alam yang sangat luar biasa. Tak bisa berkata-kata, hanya teriakan-teriakan kegembiraan yang saya ucapkan dari bibir yang biru akibat kedinginan. Sungguh takjub dengan fenomena alam ini. Di sini saya benar-benar melihat pertunjukan alam yang luar biasa. Mulai dari keluarnya matahari yang sempurna hingga terbentuknya gumpalan-gumpalan awan yang menutupi pegunungan sekitar. Walaupun badan menggigil kedinginan tapi fenomena alam di sini mengalahkan rasa dingin di badan saya dan teman-teman serombongan. Saya tidak mau melewatkan momen-momen keluarnya matahari dari sisi timur. Beberapa kali teman saya mendahului untuk mengabadikan momen keluarnya matahari dari sisi timur. Rasa lelah kami atas perjalanan dari bawah hingga Puncak Botak ini terbayar sudah dengan fenomena alam yang luar biasa indahnya ini. Di puncak ini kita bisa melihat beberapa gunung yang di selimuti awan, diantaranya adalah G. Merbabu, G. Merapi, G. Sumbing, dan G. Sindoro.




[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] Sunrise Pukul 05.00 WIB[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] Sunrise Puncak Botak[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] View G. Merbabu dan G. Merapi  yang tertutupi awan[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] View G. Sindoro dan G. Sumbing yang tertutupi awan[/caption]

Tidak hanya fenomena alam yang saya abadikan, saya pun tak mau kalah dengan teman-teman lain yang sudah berfoto ria dengan background alam di sekitar Puncak Botak. Beberapa kali saya meminta tolong Khoirul Umam (salah satu anggota pendaki) untuk memfoto saya dengan bagus. Begitu pula dengan Khoirul Umam yang tak mau kalah dengan saya. Dia berpose sesuka hatinya demi mendapatkan hasil foto yang di inginkan. Reyhan pun ikut-ikutan untuk di foto (hahahahahaha).





[caption id="" align="aligncenter" width="1024"]Rayhan Reyhan, Me, Umam (dari kiri)[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] Mr. Pandjoel, Andre, Geril, Ali (dari depan)[/caption]

Istirahat sejenak  dan sarapan pagi dahulu agar saat turun tidak kekurangan tenaga. Kami di puncak hinggal pukul 09.00 WIB. Sebelum kembali ke basecamp, sampah-sampah bungkus makanan yang berserakan kami kumpulkan untuk di bawa ke basecamp dan di buang ke tempat sampah. Salut dengan teman-teman pendaki ini yang benar-benar mencintai alam dan tidak mau mengotori alam dengan sampah-sampah bungkus makanan. Foto bersama dan berdo'a sebelum kembali ke basecamp agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.




Ternyata, perjalanan naik gunung dan turun gunung itu berbeda waktu tempuh perjalanannya. Waktu awal pendakian dari bawah ke atas sekitar 5 jam, sedangkan dari atas ke bawah sekitar 3 jam saja. Lebih cepat saat turun daripada naik, mungkin karena saat naik terlalu banyak istirahat. Di tengah-tengah menuju ke basecamp, kaki saya mulai melemas dan rasanya pingin menggelinding saja. Saya harus kuat dan tidak boleh kalah dengan anggota yang lain. Jarak sudah mulai dekat dengan basecamp. Dari kejauhan terdengar suara-suara yang berasal dari bawah. Haaaaaah, betapa senangnya hati ini karena perjalanan tinggal selangkah lagi. Sesampainya di Candi Gedong Songo, Kami berkumpul dan beristirahat sejenak sebelum kembali ke rumah masing-masing. Perjalanan ini memang sangat melelahkan, tetapi juga menyenangkan dan memuaskan.


Note :




  • Foto saat malam hari tidak diambil karena gelap, tertutup kabut dan sangat menghawatirkan

  • Untuk melihat foto Sunrise Puncak Botak silahkan klik di sini.


You Might Also Like

37 komentar

  1. Teringat setahun yang lalu, naik gunung ke ungaran dalam rangka hari pahlawan,

    BalasHapus
  2. Keren daaah pas hari pahlawan naik ke gunung. Gunung Ungaran-nya yang Puncak Botak apa Puncak Benteng Raiders mas.

    BalasHapus
  3. Slamet yaaa... mencapai puncak botak..
    Aku mau minta tolong dung... saya rencana naik ke puncak botak skitar tgl 20an. Bisa kasih info ndak.. bagaimana menghubungi mr pandjoel .. atu ada teman yg bisa nemani saya ntuk mendaki gunung ungaran... terima kasih banyak yaa sebelumnya....
    Salam lestari....

    BalasHapus
  4. Terima kasih kakak :)
    Boleh, silahkan klik saja nama Mr. Pandjoel di bawah foto yang ada di artikel saya di atas. Itu nanti langsung terhubung dengan Facebooknya Mr. Pandjoel.
    Saran saya lakukan pendakian saat musim kemarau saja. Takutnya nanti ada badai dan hujan karena saya pernah mengalami seperti itu.

    BalasHapus
  5. selamat atas pndakian prtamanya gan..
    mo numpang nyari tmn..siapa tau ada yg knl..
    supri "emprit" (kr.awen/muntilan-mglg)
    isti (kangkung-mranggen)
    idris (medan)
    rico "ceper" (ungaran)
    smua rekan2 pndaki yg dah lost contact.mngkn dah sktr 8 th..
    kpn kita naik brg lg...???kangen broo...
    salam rimba!!!

    BalasHapus
  6. Terima kasih sudah mampir blog saya :)

    BalasHapus
  7. selamat yakk.
    seharusnya besok jadwal ke ungaran.
    tapi temen" lagi sibuk.
    pengen ke ungaran lagi..
    tapi gk ada yang ngajak, pada sibuk semua

    BalasHapus
  8. Terima kasih Mbak Wulan :)
    Sebaiknya jangan bulan ini karena cuaca kurang bersahabat. Lebih baik bulan Maret atau April.

    BalasHapus
  9. Wah nice info mas..Ternyata pemandangan nya keren banget !!! mupeng....
    Kemarin sempat ada obrolan sama teman2 awal tahun mau kesini tapi masih belum fix karena cuaca nya tak bersahabat. Minggu kemarin saja aku nyampe di puncak Kawah Ijen kehujanan mas, apesnya badan menggigil + view kawah ketutup kabut.

    BalasHapus
  10. Terima kasih Kakak :D
    Di coba lagi tahun depan nunggu musim kemarau. Cuaca seperti ini memang kurang baik untuk pendakian. Kemarin saya juga sempat kena badai pas ndaki di Gunung Merbabu bersama 4 kawan saya dan hanya bisa sampai di Sabana 2.

    BalasHapus
  11. wahhh, padahal kampung ayah saya di area gedong songo tapi saya belum pernah daki kesana... baca & lihat perjalanan kalian sangat menyenangkan sepertinya... semoga suatu saat nanti ada kesempatan

    BalasHapus
  12. Amiiin :) Semoga tercapai keinginannya untuk mencapai Puncak Botak Gunung Ungaran ya hiihihihi

    BalasHapus
  13. mantap gan, lanjutkan dengan cerita2 petualangan lainnya..
    kunjungi juga blog saya gan.. terima kasih

    http://goo.gl/CYW02r

    BalasHapus
  14. Ikut ma rombongan qu aja mbak.. Minggu depan tgl. 14 februari insaallah mau ke ungaran,,
    Ni nope qu klo berminat gabung,, 085876791087

    BalasHapus
  15. keren Mas Yasir :D , saya jadi kepingin ke puncak botak. ga pernah kesampaian kesana.
    kira2 ada ga yang bulan2 ini ada rencana ke puncak botak, bareng yuk :D .
    atau Mas Yasir ada petunjuk pertigaan antara puncak botak & puncak tugu banteng raiders ciri2nya gimana Mas ?
    matur tengkyu sebelumnya Mas Yasir.. :D

    BalasHapus
  16. Kalau saya sendiri belum ada rencana muncak ke sana lagi Mas. Untuk jalur pendakiannya saya sendiri kurang paham karena Baru pertama kali ke sana bareng temen2 yang sudah beberapa kali ke sana. Saran saya mending pakai leader saja. Sampean bisa menghubungi Mr. Pandjoel jika butuh leader untuk ke sana. Misal nanti ada jadwal ke sana saya kabari. Lokasi sampean di mana?

    BalasHapus
  17. saya di kendal Mas. siap Mas.. :D barangkali waktunya pas bisa berangkat bareng nanti. atau mungkin ada pengunjung blog Mas Yasir yang juga pengen ke puncak botak juga boleh coret2 disini barangkali bisa berangkat bareng2 :D
    tengkyu Mas.. :D

    BalasHapus
  18. Itu lo nama-nama berwarba biru di bawah foto yang saya pasang di artikel ini kamu klik saja. Itu orang kendal rata-rata. Kali aja bisa gabung sama mereka.

    BalasHapus
  19. wogh.. iyaa.. :D
    siap.. siap.. Mas... !!!

    BalasHapus
  20. itu muncaknya cuma 17 orang? asik ya sepii nggak terlalu rame

    BalasHapus
  21. Ya lumayan ramailah. Seru banget bisa muncak sama mereka

    BalasHapus
  22. Kali aja ada yg mau naik gunung Ungaran dlm waktu dekat ini,kabar kabar dong.. Saya jg ada planing naik gunung ungaran
    085747508484

    BalasHapus
  23. Ada rencana kapan dannie. Lokasimu di mana?

    BalasHapus
  24. Terima kasih sudah berbagi. Kalau membaca thread ini saya jadi teringat memori 14 tahun yang lalu ketika saya masih kelas dua SMA. Sekedar berbagi saja, waktu itu saya naik gunung ungaran bersama tiga orang teman saya. Walaupun itu adalah pendakian yang pertama bagi saya tapi memberikan kesan yang sangat berarti bagi saya.Tidak ada persiapan khusus untuk acara pendakian bahkan bisa dibilang dadakan. Bagaimana tidak dibilang dadakan lha wong dapat ide naik gunung jam lima sore kemudian jam tujuh malam baru kita berangkat ke Bandungan dari Semarang. Kami bersyukur masih bisa mendapatkan bus jurusan Bandungan.

    Perlengkapan yang kami bawa terbilang minim sekali. Masing-masing dari kami hanya membawa jaket, senter, sepatu (itupun cuma sepatu olah raga),topi, makanan ringan, dan uang saku secukupnya. Dari kami berempat sebenarnya cuma satu orang yang sudah sering naik gunung yang lainnya belum pernah sama sekali termasuk saya pribadi. Jalur pendakian kami dimulai dari pasar Jimbaran kemudian untuk jalur selanjutnya saya sudah lupa mungkin jalurnya sama seperti yang tertulis di thread ini. Tapi yang pasti setelah dari puncak gunung ungaran untuk jalur turun kami lewat gedong songo. Saya juga tidak tahu apakah jalur turun di Gedong Songo tersebut masih ada atau tidak.

    Yah walaupun dari kami berempat ada yang sudah sering naik gunung sebenarnya kami berempat belum pernah mendapatkan pendidikan survival ataupun training mendaki gunung. Cuma otodidak saja. Saya bersyukur walaupun itu pendakian yang pertama tapi kami berhasil melewati semua jalur sampai ke puncak tanpa ada halangan apapun. Setelah pendakian itu saya tidak pernah naik gunung lagi apalagi teman-teman saya sudah berkeluarga praktis naik gunung tidak ada terlaksana lagi. Btw ini cuma sharing pengalaman saja. Salam kenal dari saya mas....

    Firdaus Firdian

    BalasHapus
  25. Terima kasih sudah ikut share di sini mas. Salam kenal juga mas Firdaus :)

    BalasHapus
  26. Sayang sekali tidak ada dokumentasi apapun di pendakian dikarenakan dulu harga kamera analog tidak semurah sekarang. Jaman sekarang dengan HP cina saja sudah bisa. Cuma satu yang bisa saya bawa pulang yaitu bunga edelwais itupun sudah hilang entah kemana. Cuma bisa meratapi :(

    BalasHapus
  27. Wah sayang sekali ya mas. Tapi bunga edelweisnya harusnya jangan dipetik mas. Bunga edelweis dilarang untuk diambil.

    BalasHapus
  28. Iya mas saya juga tau.... ya mau gimana lagi, dulu masih anak muda. :)
    Mungkin bisa share via email mas?

    BalasHapus
  29. saya dari riau, dulu naik ungaran tgl 17 juli 2007, pertama kali naik gunung di jawa bersama rombongan remaja mesjid gemolong, sragen. naik jam 7 mlm sampai jam 1 dini hari, jam 4 subuh lihat sunrise matahari terbit, dan jam 7 pagi turun kembali ke bandungan ungaran, tidak lewat candi songo.

    BalasHapus
  30. Riau? Jauh banget... hehe. Rata-rata pendakian gunung Ungaran lewat Pos Mawar kak. Biasanya mereka ke Puncak Ungaran. Nah kalau saya ke Puncak Botaknya, jadi kami memilih lewat Candi Gedong Songo karean lebih dekat.

    BalasHapus