Keraton Surakarta, Solo, Jawa Tengah

April 17, 2014


Foto Via : Surakarta.go.id


Surakarta adalah kota yang menyimpan cerita sejarah tentang kerajaan yang ada di jawa. Di Surakarta terdapat dua keraton yang sampai sekarang bangunannya masih berdiri kokoh  dan tembok yang tebal yaitu Keraton Surakarta dan keraton Mangkunegaran. Nah dari dua Keraton tersebut yang pernah saya kunjungi adalah keraton Surakarta. Karena memang hanya Keraton Surakarta yang di buka untuk umum dan dijadikan sebagai tempat wisata sejarah yang ada di Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan nama Kota Solo. Nuansa jawa pada kota ini sangat terasa ketika saya berkunjung ke sana. Tutur bahasa yang dipakai oleh masyarakat Surakarta ini sangatlah halus n lembut serta mengedepankan kesopanan. Suasana jawa pun terasa juga ketika saya berada di pusat kota ini. Pada umumnya walaupun kota kecil, kalau di pusat kota biasanya menggunakan Bahasa Indonesia, nah di sini masih tetap menggunakan bahasa Krama Halus seperti bahasa yang digunakan oleh semua yang ada di dalam keraton.


Keraton surakarta berada tidak jauh dari pusat kota itu sendiri, Untuk akses jalan kesini memang agak sedikit macet dikarenakan jalan yang sempit dan banyaknya pengunjung yang datang ke keraton itu sendiri. Keraton surakarta ini dekat dengan "Pasar Klewer" yang mana pasar ini menjual berbagai kebutuhan masyarakat terutama pakaian yakni batik. Ketika sampai di pintu gerbang masuk keraton yang saya pandang adalah nuansa warna biru langit, karena rata-rata warna tembok dan kayu yang ada disana itu putih dan biru langit. Untuk masuk ke dalam Keraton itu sendiri kita harus membayar tiket sebesar Rp. 10.000,- saja. Cukup terjangkau bukan!!. Saat saya membeli tiket saya lihat di belakang tempat penjualan tiket ada beberapa kereta keraton yang diparkir, Kereta kencana yang sangat etnik dan bernuansa keraton itu menarik perhatian saya untuk mangeambil gambar atau foto. Sambil mnunggu teman saya membeli tiket saya pun muter-muter dan melihat-lihat kereta itu dengan seksama. Yang saya amati dari kereta itu adalah keadaan kereta yang kurang terawat karena banyak debu dan kurang terjaga kebersihannya membuat saya sedikit menyesal. Karena menurut sya jika kereta itu selalu bersih pastinya keadaan kereta itu sendiri terliht lebih bagus dan sedap di pandang mata. Saat berjalan ke arah pintu masuk keraton yang dalam, langkahku terhenti sejenak melihat banyaknya orang yang berfoto bersama 2 orang Abdi dalem keraton yang gagah. Aku pun ikut berfoto sama mereka karena hanya disini kita bisa berfoto dengan Abdi dalem yang berpakaian seragam lengkap khas keraton.





Ketika masuk ke dalam Keraton sayapun bingung arah mana yang akan saya tuju duluan, kanan apa kiri. Maklumlah karena ini kunjungan pertama saya ke Keraton Surakarta. Untung saja saya ditemani seorang teman yang memang sudah pernah kesana jadi saya bisa tenang. Di dalam keraton sendiri terdapat barang-barang yang biasa digunakan dalam keraton. Banyak debu yang menempel pada benda-benda tersebut. Sayang sekali benda-benda bersejarah yang harusnya di jaga dan dirawat malah tertutupi oleh debu dan kurang perawatan. setelah berputar mengelilingi Museum yang ada dikeraton itu aku pun masuk ke ruangan tengah di dalam keraton, untuk masuk ruangan ini bagi yang tidak memakai sepatu harus melepas alas kakinya. tempat yang satu ini memang sangat bersih dan tanahnya itu bukan tanah tetapi pasir, dengar-dengar pasir ini di ambil langsung dari pantai parang tritis. Sambil jalan-jalan mengitari tempat ini saya pun terhenti pula melihat sesajen yang ada di tempat ini. tempat ini memang terjaga kebersihannya, tidak seperti museum yang saya ceritakan di atas.





Nah begitulah sekilas cerita saya tentang Keraton Surakarta. Untuk lo semua yang mau kesana saya sarankan membawa tour guide agar bisa tau sejarah tentang Keraton Surakarta. Sebenarnya di dalam keraton itu sendiri sudah ada tour guide nya yang bisa menceritakan tentang sejarah keraton surakarta. Semoga wisata saya bisa menginspirasi lo semua :)


 

You Might Also Like

3 komentar