Candi Sukuh, Karanganyar, Tujuan ke- 3 di Hari PertamaLiburan Tahun Baru 2015

Februari 17, 2015


Opo Kek Blog - Jika sebelumnya saya ke Candi Cetho, tujuan wisata saya selanjutnya pada liburan  tahun baru 2015 si hari pertama ini adalah Candi Sukuh. Candi yang berlokasi di Dusun Sukuh, Desa Bergo, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini didirikan abad ke- 15 masehi pada masa kerajaan Majapahit.



Candi Sukuh mempunyai tiga pelataran yang mana masing-masing pelataran atau halaman mempunyai arti berbeda. Di pelataran pertama terdapat gerbang masuk atau gapura yang dinamakan "Gapuro Buto". Gapura ini tidak bisa kita masuki karena didalam gapura terdapat pagar kayu yang menghalanginya. Kita harus lewat samping Gapura agar bisa masuk ke pelataran pertama di kawasan Candi Sukuh ini. Seperti biasa, kita harus bayar dulu sebelum masuk ke lokasi wisata. Cukup membayar Rp. 3.000,- /Orang kami sudah bisa masuk ke lokasi Candi Sukuh.


Di pelataran pertama hanya terlihat padang rumput dan beberapa tanaman taman saja. Belum ada bentuk Relief yang berarti selain yang ada di Gapuro Buto. Halaman ini mengingatkan peziarah pada kehidupan yang tidak mudah. Kesulitan dalam hidup disebabkan oleh melekatnya mala dalam diri manusia. Pahatan Relief Garudeya merupakan salah satu simbul untuk mengingatkan peziarah akan sulitnya kehidupan.




[caption id="" align="aligncenter" width="678"] Gapuro Buto[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="677"] Pelataran Pertama[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="682"] Relief Garudeya yang terdapat di Gapuro Buto[/caption]

Awal masuk agak sedikit kurang interest dengan tempat ini, karena di sini (Pelataran pertama) hanya ada hamparan rumput saja. Kami mencoba untuk tetap jalan hingga masuk ke area Pelataran ke dua. Menurut cerita yang terdapat di papan informasi Sketsa Denah Candi Sukuh. Pelataran ke dua ini merupakan bagian Semi Sakral, dimana peziarah disadarkan untuk menghilangkan kesulitan hidup dengan melakukan upacara penyucian menggunakan air suci. Adanya Relief Pande Besi melambangkan hal ini, karena pada masa masayarakat Jawa kuno memiliki status khusus yang dianggap mempunyai kekuatan magis yang dapat memberikan air suci.




[caption id="" align="aligncenter" width="709"] Relief Pande Besi[/caption]

Lanjut ke pelataran yang ke tiga yakni inti dari Candi Sukuh. Di pelataran ke tiga ini, kami baru melihat ada banyak Relief yang terpahat di batu-batu besar. Di ujung terdapat bangunan seperti Punden Berundak berbentuk besar yang merupakan bangunan inti dari Candi Sukuh ini. Bangunan ini layaknya seperti Cani Cetho yang sebelumnya kami kunjungi. Pelataran yang ke tiga ini merupakan halaman sakral yang berarti para peziarah telah mencapai kesempurnaan hidup terbebas dari mala. Hal ini disimbulkan dengan relief Sudhamala. Di sini terdapat beberapa sesajen yang membuat suasana tempat ini sedikit mistis ditambah dengan udara yang dingin dan kabut yang menyelimuti kawasan Candi Sukuh sehingga membuat area Candi Sukuh sedikit gelap waktu itu.




[caption id="" align="aligncenter" width="711"] Bangunan Inti[/caption]

[gallery type="rectangular" ids="1107,1108,1109"]

[caption id="" align="aligncenter" width="1000"] Sesajen yang berada diatas Punden atau bangunan inti[/caption]

Di bangunan inti kami bisa naik hingga puncak dari bangunan ini. Untuk menaiki bangunan inti, kami harus rela bergiliran. Ada batasan jumlah orang yang bisa menaiki bangunan yang berbentuk seperti Punden ini. Di papan peringatan bertuliskan Max sepuluh orang yang berarti bangunan ini tidak boleh dinaiki lebih dari sepuluh orang. Ini diisyaratkan karena bangunan ini sudah tua dan umurnya berabad-abad sehingga harus ada pencegahan dini agar bangunan ini tidak rusak akibat ulah pengunjung.



Ada satu relief yang sangat terkenal di sini yaitu, Relief yang berbentuk rahim. Bentuk dari relief ini memang mirip dengan rahim wanita yang mana di dalam Relief ini terdapat dua bentuk manusia. Banyak orang yang berdatangan ke Candi Sukuh hanya ingin melihat Relief yang satu ini (Relief Rahim). Tak hanya Relief yang berbentuk Rahim, di sini juga banyak Relief yang berbentuk hewan. Ada juga Relief yang menceritakan kegiatan masyarakat pada waktu itu.




[caption id="" align="aligncenter" width="462"] Relief Rahim[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="688"] Relief Hewan[/caption]

Hari semakin sore dan hujan pun mulai turun. Terpaksa kami harus menunggunya hingga reda. Beruntung hujan tak berlangsung lama, kami harus kembali dan beristirahat menghimpun tenaga untuk perjalanan selanjutnya di hari ke dua pada liburan Tahun Baru 2015. Tetap ikuti petualangan saya ya :)


To be Continued...

You Might Also Like

12 komentar

  1. Hebat ya orang jaman dahulu sudah tau bentuk anatomi rahim..

    BalasHapus
  2. Heem Bang. Sampe dibuatkan Relief yang menyerupai rahim

    BalasHapus
  3. Saya kangen jalan kaki dari jalan raya sampai Candi Sukuh. Dulu itu perasaan jaraknya nggak terlalu jauh tapi nanjak banget, hahaha.

    BalasHapus
  4. Heem memang nanjaknya masyaAllah deh. Tapi cukup jauh lo kalau jalan kaki dari jalan raya ke Candi Sukuh

    BalasHapus
  5. Ilmu anatomi ternyata sdh di kenal di jaman pembuatan Candi Sukuh ini ya. Gambaran mereka ttg rahim begitu sempurna

    BalasHapus
  6. Mas ini dari jalan raya ke candi sukuhnya bisa dilewatin family car engga? Terus dari loket karcis ke lokasi candi, jauh ga? Makasi heheh

    BalasHapus
  7. Bisa Mbak Indah. Kalau sara nyaranin si, pakai sopir yang bener-bener bisa nyetir di tanjakan yang tinggi biar nggak mlorot mobilnya hehehe. Loketnya deket banget dengan Candi Sukuh.

    BalasHapus
  8. Makasii maas infonyaa. sayang saya gak jadi ke candi sukuh. Cuma ke grojogan sewu. Padahal pingin banget kesana. Keren candi sukuh. Kaya peninggalan bangsa Mayan/Aztec gitu heheh

    BalasHapus
  9. Sama-sama Mbak Indah. Mungkin lain kali bisa ke sana lagi ya Mbak...

    BalasHapus
  10. mau tanya dong, kalau pake mobil pribadi susah ga ke candi sukuh ini aksesnya? Rencananya bakal ngelintasin karang anyar, pengen mampir ke candi sukuh
    Terima kasih

    BalasHapus
  11. Nggak susah kok Mbak Dian. Pas saya ke sana, ada banyak yang pakai mobil pribadi. Tempat parkirnyapun berada di sebelah Candi Sukuh. Kalau saran saya, misal pakai mobil pribadi, pakai supir yang mahir dan biasa jalan nanjak ya.

    BalasHapus