Mengenal sejarah Situs Patiayam di Museum Purbakala Kudus,Jawa Tengah

Januari 09, 2015

[caption id="" align="aligncenter" width="848"] Replika Manusia Purba Homo Erectus[/caption]

Opo Kek Blog - Belajar sambil berwisata memang menyenangkan, apalagi kalau bisa lihat dan memegang bentuk yang akan kita gunakan sebagai bahan belajar. Hal ini merupakan salah satu cara dari sebagian sekolah untuk mengenal sejarah masa lampau. Tak hanya dari sekolah, orang tua pun sekarang lebih pintar dalam mengajak anak-anak mereka untuk berwisata sambil belajar. Di zaman dewasa ini jarang sekali kita temukan orang-orang yang peduli ataupun ingin mengetahui tentang sejarah masa lampau.


Di Kudus belajar sambil berwisata bisa dilakukan di beberapa tempat. Museum Purbakala merupakan salah satu tempat yang dijadikan sebagai wahana berwisata sambil belajar mengenal sejarah masa lampau baik dari sekolah-sekolah maupun perorangan. Beragam benda-benda purbakala tersedia di museum ini sebagai bahan  pengenalan tentang sejarah masa lampau Situs Patiayam.


Museum Purbakala Pati Ayam berlokasi di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Sangat mudah untuk menuju lokasi Museum ini. Dari pusat kota Kudus ambil arah Surabaya atau Pati. Setelah memasuki Kecamatan Jekulo pelankan kendaraan Anda dan lihat papan reklame Situs Patiayam yang berada di kiri jalan.  Masuk ke pertigaan kira-kira 300 m dari jalan raya Kudus-Pati. Lokasi Museum Purbakala ini berada di kiri jalan.








Sekilas tentang Situs Patiayam


Situs Patiayam merupakan salah satu situs manusia purba yang berlangsung kala plestosen yaitu antara 10.000 - 1 juta tahun yang lalu. Indikasi adanya kehidupan manusia beserta fauna pada masa itu setelah diperoleh fosil sisa bagian-bagian tubuhnya.


Fakta telah terbukti bahwa fauna jawa kini banyak yang telah punah, terutama fauna-fauna besar. Kepunahan lebih banyak disebabkan karena habitat mereka terdesak oleh species manusia, kalah bersaing dengan manusia, bahkan mereka diburu dan dikonsumsi manusia tanpa ada upaya untuk konservasi atau pembudidayaan. Contohnya adalah Stegodon trigonocephalus yang telah punah atau tidak ada generasi berikutnya seperti yang ada di Museum purbakala Patiayam.


Di Patiayam ribuan fragmen fosil Vertebrata ditemukan, beberapa diantaranya dapat direkonstruksi dan beberapa bagiannya dapat diidentifikasi jenisnya. Di Patiayam ada beberapa fosil binatang yang sudah diketahui jenisnya. Ada tiga kelompok fauna yang ditemukan dan dikelompokkan berdasarkan habitatnya, antara lain :




[caption id="" align="alignright" width="260"] Fosil Kepala Banteng[/caption]

1. Fauna yang bisa hidup pada daerah berhutan terbuka :

Bos (Buballus) Paleokarabau vK. (Kerbau purba)

  • Bos (Bibbos) Paleosondaicus (Banteng Purba)

  • Cervus Zwaani (Rusa)

  • Cervus Javanicus (Rusa Jawa)

  • Muntiacus Muntjak (Kijang)

  • Dubaisia Santeng (Antelop Jawa)

  • Panthera Tigris (Harimau)


[caption id="" align="alignright" width="211"] Fosil Buaya dan Kura-kura[/caption]

2. Fauna yang hidup di hutan lebat dan basah (Tropivcal Rain Forest) seperti :

  • Stegodon Trigonocephalus (Gajah Purba).

  • Elephas sp. (Gajah).

  • Rinocheros Sondaicus (Badak Jawa).

  • Sus Brachygnathus (Babi).


3. Fauna yang bias hidup dalam air, seperti :

  • Hexaprotodon Sivalensis (Kudanil).

  • Cheloniidae (kura-kura).

  • Croccodyllus Osifragus Buaya Muara).

  • Croccodyllus Gavialus (buaya Ssungai).


Kehadiran manusia di Patiayam ditunjukkan dengan ditemukannya gigi geraham dan fragmen atap tengkorak milik Homo erectus pada tahun 1978 oleh Sartono.

Sumber : Museum Purbakala Patiayam, Kudus, Jawa Tengah.





 

Di tempat ini saya bisa mengenal beberapa hewan ataupun manusia purba yang pernah hidup di kota kelahiran saya. Di Museum Purbakala Patiayam Kudus terdapat beberapa fosil yang masih disimpan di gudang penyimpanan fosil dan tidak untuk umum. Beruntung waktu itu saya diperbolehkan oleh petugas untuk melihat fosil-fosil yang belum di publikasikan dengan alasan masih dalam penelitian dan ruangan museum kurang cukup untuk menampung semua fosil-fosil yang telah ditemukan.




[caption id="" align="aligncenter" width="671"] Fosil Gading Gajah yang disimpan di gudang[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="677"] Fosil yang disimpan di dalam gudang[/caption]

Hewan purba yang ditemukan di Patiayam salah satunya adalah Stegodhon Trigonocephalus. Gajah ini merupakan Gajah Purba terbesar menurut peneliti dari Sangiran dan peneliti dari Badan Arkeologi Yogyakarta. Keterangan tersebut saya peroleh saat wawancara dengan Tim Pelestari atau petugas Museum Situs Patiayam. Panjang gading gajah purba itu sendiri sekitar 3,7 m, sudah bisa dibayangkan bukan betapa panjangnya gading gajah purba itu?




[caption id="" align="aligncenter" width="728"] Gading Stegodhon Trigonocephalus[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="715"] Replika Stegodhon Trigonocephalus[/caption]

Museum Purbakala Situs Patiayam sangat terjaga kebersihannya. Baik ruangannya maupun fosil-fosil yang di pajang dalam etalase. Fosil-fosil yang telah ditemukan dibersihkan secara berkala, yakni seminggu sekali dibersihkan oleh petugas atau tim pelestari situs patiayam. Nggak nyesel deh bisa berwisata sambil belajar mengenal sejarah purba masa lampau.




[caption id="" align="aligncenter" width="717"] Ruangan Museum Purbakala Patiayam[/caption]

Tak hanya hewan purba yang dtemukan di Patiayam, ada juga manusia purba modern yang lebih dikkenal dengan Homo Erectus. Ini semua dibuktikan dengan ditemukannya gigi geraham dan kapak genggam yang digunakan oleh manusia purba pada masa itu. Tak hanya itu, ada juga tempurung kepala manusia purba yang masih disimpan di gudang penyimpanan karena masih dalam penelitian menurut tim pelestari situs patiayam.




[caption id="" align="aligncenter" width="731"] Tempurung kepala Manusia Purba Homo Erectus yang disimpan di gudang[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="696"] Kapak Genggam[/caption]

Saat di dalam museum, pandangan saya terarah ke salah satu sudut ruangan museum ini. Ada fosil yang masih terbungkus oleh tanah. Saat saya menanyakan tentang keaslian fosil ini, petugas ataupun tim pelestari Patiayam menjelaskan bahwa itu hanya replika dan yang asli masih berada diatas bukit tepatnya dibawah gardu pandang sekitar 1 Km dari Museum Purbakala. Saya penasaran dengan fosil yang belum diangkat dan masih berada di bukit. Untuk melawan rasa penasaran, saya dan Aji menyambangi fosil yang masih berada di bukit itu. Benar adanya dan memang mirip dengan replikanya yang berada di dalam museum. Hampir tak ada perbedaan bentuk ataupun warna antara yang asli dan yang replika.




[caption id="" align="aligncenter" width="722"] Replika fosil yang belum diangkat[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="711"] Fosil asli yang belum diangkat[/caption]

Awalnya saya berfikir kemungkinan yang tertarik dengan museum purbakala hanya beberapa orang. Dugaan saya ternyata salah. Menurut petugas atau tim pelestari situs patiayam tiga bulan terakhir ini pengunjung Museum Purbakala Situs Patiayam mencapai 1000 lebih. Wow lumayan banyak juga.


Cukup menyenangkan bisa berwisata sambil belajar di Museum Purbakala Patiayam. Itulah beberapa foto yang bisa saya ambil. Untuk lebih lengkapnya lihat langsung ke lokasi ya #hihihi. Anda tertarik untuk mengenal sejarah Situs Patiayam. Datang saja langsung ke Museum Purbakala Patiayam Kudus. Selamat berwisata :D


Note :




  • Untuk mengetahui jejak tentang situs Patiayam anda bisa menghubungi Bapak. Ari Mustaqim (Tim Pelestari Situs Patiayam) melalui no. Handphonenya di 085229771710


Thank's To :




  • Aji, Sohib saya yang paling baik :)

  • Petugas Museum Purbakala Patiayam atas waktu dan ijinnya untuk melihat fosil-fosil yang di gudang.

You Might Also Like

21 komentar

  1. Begitulah hihihihi seperti yang pernah saya post. Kapan nih ke Kudus Winny ^^

    BalasHapus
  2. good. thanks atas infonya

    BalasHapus
  3. senang lihatnya! sudah jauh lebih rapi dibandingkan dengan ketika masih berupa rumah fosil. semoga bisa menjadi sarana edukasi yang baik :)

    BalasHapus
  4. Oalah masuk Jekulo thoh? Ga jauh dari Pati nek ngunu... Alhamdulillah habis baca ulasannya mas Fahmi Anhar waktu situs ini masih di bangunan lama, trus ada langkah serius jadinya dibuat bangunan baru lebih rapi dan bersih. Semoga terawat dan banyak yang berkunjung :)

    BalasHapus
  5. Amiin… Semoga pemerintah peduli dengan yang beginian

    BalasHapus
  6. Seru berkunjung ke situs purbakala patiayam sekaligus untuk memenuhi tugas sejarah di sekolahan ,, bisa sambil belajar dan berselfie ria :-D saya tadi pagi baru saja kesana :) trnyata prjalanannya sngat mnyenangkan :D

    BalasHapus
  7. Huwaaaaaaaa :) pasti kamu fotonya disamping patung manusia purba ya hihihi

    BalasHapus
  8. kalo mas naik terus ke puncaknya akan indah mas
    laut jawa gunung muria ungara dan barisan pegunungan kendeng akan nampak jelas dari atas puncak patiayam

    BalasHapus
  9. Oh ya, saya malah baru tahu loh. Wah harus di coba nih. Trekingnya mulai dari mana mas

    BalasHapus
  10. Thx banget dah bantuin buat laporan...

    BalasHapus
  11. THX BANGET YA UDAH BANTU BUAT LAPORAN

    BalasHapus
  12. jika kita menemui gardu pandang itu kita lurus ke atas kira kira 3 km naiknya
    diatasnya kering. jika masih bingung tanya ama penduduk lokal aja

    BalasHapus
  13. Iya kak 😃 terima kasih untuk infonya.

    BalasHapus
  14. Selain situs patiayam ini, adakah wisata sejarah lainnya di kudus mas?
    salam kenal

    BalasHapus
  15. Ada Mas, Museum Kretek. Di sana banyak jenis peninggalan rokok pertama sampai sekarang yang di produksi di Kudus.

    BalasHapus