Opo Kek Blog- Kuliner merupakan salah satu identitas kota yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Perbedaan rasa yang tersaji dari satu daerah dengan daerah lain, merupakan faktor yang membuat makanan tersebut menjadi khas. Tidak hanya rasa, nama jenis makanannya pun berbeda. Banyak orang meluangkan waktu untuk berhenti sejenak mencicipi kuliner khas kota yang mereka lewati. Tak heran jika di pusat-pusat kuliner di penuhi dengan kendaraan dari berbagai kota. Makanan khas yang semakin tersaingi dengan makanan modern kini sedikit terlupakan oleh warga lokal. Kita patut memberikan apresiasi bagi pedagang yang masih mempertahankan warisan leluhur yag berupa makanan ini.
Niatan mencicipi kuliner khas daerah Jawa Timur-an saya awali dengan singgah di kota yang berlogo ikan bandeng dan lele saat saya berwisata di kota tersebut. Lamongan, sebuah kota yang berdiri sejak tahun 622 Masehi ini mempunyai segudang kuliner yang khas. Pastinya Anda tahu, apa makanan khas kota Lamongan yang paling tersohor bukan? Ya betul, Soto Lamongan. Tapi yang akan saya cicipi bukanlah Soto Lamongan, bukan pula Pecel Lele khas lamongan, melainkan Nasi Boranan yang hanya ada di Lamongan, bukan ditempat lain. Mungkin tidak banyak orang yang mengenal tentang nasi boranan ini. Kuliner khas Lamongan yang satu ini bisa kita jumpai di trotoar sepanjang jalan Jendral Sudirman. Mulai dari Lamongan Plaza hingga Stadion Surajaya Lamongan. Cukup mudah di temui karena berada tepat di jalur Pantura. Para pedagang di jalan Jendral Sudirman ini menjajakan dagangannya mulai sore hingga malam hari.
Nama Boranan pada makanan khas Lamongan ini berasal dari tempat nasi atau bakul besar berbentuk segi empat dengan empat penyangga di bagian pinggir yang digunakan untuk berdagang. Ini yang menjadi ciri khas pedagang Nasi Boranan. Pada umumnya, makanan di sajikan menggunakan alas piring ataupun mangkuk, berbeda dengan Nasi Boranan. Disajikan menggunakan kertas makanan yang dilapisi koran dan dibentuk kerucut atau dalam bahasa jawa di "pincuk" sebagai tempat makanan tersebut, cukup sederhana. Minuman pelengkap yang disediakan pun sederhana, hanya air mineral. Benar-benar tardisional sekali bukan? Nasi Boranan terdiri dari nasi, bumbu, lauk, rempeyek (semacam gimbal), sayuran yang dicampur dengan parutan kelapa (saya menyebutnya gudangan) dan pletuk (nasi yang dikeringkan atau kacang). Teksturnya yang empuk dan berbunyi pletuk saat dikunyah serta dipadu padankan dengan lauk ikan sili merupakan ciri khas yang membedakan Nasi Boranan ini berbeda dengan makanan khas yang lainnya. Bagi yang tidak suka dengan ikan sili bisa digantikan dengan lauk yang lainnya. Di sini pedagang menyediakan beberapa lauk pengganti ikan sili, diantaranya adalah ikan bandeng, lele, tempe, tahu, ayam, jeroan dll. Rasanya yang gurih dan pedas sangat pas di lidah orang Jawa seperti saya. Harganyapun bervariasi tergantung lauk yang kita ambil, yang pasti kurang dari Rp. 10.000,- kecuali kalau Anda mengambil lauk lebih dari 10 biji hehehe :D
[gallery type="rectangular" ids="1362,1363,1364"]
Bagaimana? Tertarik dengan Nasi Boranan. Jangan lupa mampir ke Jl. Jendral sudirman saat melintas di jalur Pantura kota Lamongan.