Kenduri Massal Dan Pertunjukan Seni, HUT Kota Kudus ke 465

September 29, 2014

 

[caption id="" align="aligncenter" width="635"] Foto by : Antara News[/caption]

Opo Kek Blog - Dalam rangka memperingati hari jadi kota Kudus, pemerintah menggelar acara Kenduri Massal (apa itu?, yang belum tahu simak baik-baik ya). Kenduri adalah istilah atau tradisi  jawa yang berarti syukuran. Syukuran yang diadakan oleh Pemkab Kudus ini berupa seribu nasi tumpeng yang akan dibagikan saat acara berlangsung (enak tuh bang, pastinya). Acara ini dilaksanakan pada malam sabtu, tepatnya tanggal 26 September 2014 yang belokasi di Alun-alun Kudus. Puncak acara HUT Kota Kudus dilaksanakan pada hari senin 29 September 2014 berupa Kirab Budaya membawa iring-iringan benda pusaka berupa keris, tombak dan cemeti yang dibawa dari Menara Kudus ke Aula Pendopo Kudus. Acara yang diadakan setahun sekali ini menarik perhatian masyarakat untuk mendatangi alun-alun Kudus. Kenduri Massal dimulai pukul 19.00 WIB oleh Bupati Kudus.




[caption id="" align="aligncenter" width="720"] Foto By : Lintas Kudus[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="720"] Antusias masyarakat Kudus saat menyantap Nasi Tumpeng Kenduri Massal[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="685"] Nasi Tumpeng Kenduri Massal[/caption]

Di dalam event ini tak hanya nasi tumpeng yang berjumlah seribu tetapi juga ada hiburan untuk warga masyarakat Kudus yakni Pertunjukan Seni Ketoprak (bukannya ketoprak itu makanan ya kak? , Bukaaaaaaaaaaaan). Pertunjukan seni Ketoprak adalah sebuah pertunjukan seni budaya jawa berupa pentas teaterikal yang menceritakan tentang kerajaan lengkap dengan musik gending jawa, atribut kerajaan dan sinden. Kebetulan yang di ceritakan dalam pertunjukan ini adalah Kerajaan Majapahit. Pertunjukan Seni Ketoprak ini di mulai setelah Kenduri Massal selesai sekitar pukul 20.00 WIB-selesai. Banyak masyarakat yang berbondong-bondong untuk melihat pertunjukan ini. Zaman sekarang memang jarang ada pertunjukan seperti ini. Mungkin karena sudah tergerus zaman sehingga jarang ada yang melestarikan kesenian yang satu ini.




[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] Pertunjukan Seni Ketoprak[/caption]

Sebetulnya saya sendiri tidak tahu kalau Pemkab Kudus mengadakan event ini. Waktu itu tidak sengaja saya bersama Aji datang ke alun-alun. Saya lihat dari kejauhan tenda-tenda sudah berjajar rapi dan banyak orang yang berkerumun membawa nasi tumpeng. Karena tertarik untuk ikut serta dalam event ini, saya dan Aji mencoba untuk mendekat ke area alun-alun Kudus. Tak satupun nasi tumpeng tersisa, sayapun tak mendapatkannya (kasihan,kasihan,kasihan). Kedatangan kami ternyata sudah terlambat dan hanya bisa melihat kerumunan orang yang beranjak dari tempat duduk dan beberapa wartawan yang sedang sibuk mewawancarai Bupati dan perangkatnya selesai Kenduri Massal. Melihat ke selatan ternyata ada panggung seni yang cukup megah dan menarik untuk di tonton. Terdengar beberapa bunyi letusan sebagai tanda dimulainya Pertunjukan Seni Ketoprak. Gemulai tubuh penari mulai melenggak-lenggok di atas panggung yang cukup besar dan memakai pakaian layaknya penari jawa. Masyarakat Kudus beranjak meninggalkan tempat Kenduri Massal dan mulai memadati depan panggung pertunjukan. Ada yang memilih lesehan dan ada juga yang duduk di kursi. Awal di mulainya pertunjukan ini tak banyak orang yang menontonnya. Setelah waktu berjalan sekitar satu jam, masyarakat mulai berkerumun mendatangi pertunjukan. Mereka yang ang awalnya hanya sekedar lewat alun-alun, ternyata tertarik ikut masuk ke area alun-alun dan menonton pertunjukan tersebut.




[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] Tari-tarian sebagai Pembuka Pertunjukan[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] Penonton Antusias Menikmati Pertunjukan Seni Ketoprak[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="1024"] Pemusik Gending Jawa yang Mengiri Pertunjukan[/caption]

Beberapa kali saya pindah tempat untuk mendapatkan posisi yang nyaman untuk mengambil gambar pertunjukan ini. Tak ada persiapan kamera sebelumnya, jadi memakai kamera seadanya. Biasanya pertunjukan seperti ini selesainya hingga dini hari. Pukul 00.00 WIB saya putuskan untuk pulang karena mata sudah tidak kuat lagi menahan kantuk. Sedangkan pertunjukan tetap berlangsung. Satu, dua orang juga ikut meninggalkan area pertunjukan seni tersebut.


You Might Also Like

0 komentar